Cerita film fiksi yang berjudul "Tukang
Bubur Naik Haji" bukan hanya dalam sinetron saja. Namun dalam kehidupan
nyata, kisah serupa benar-benar terjadi. Sariyah, dia lah orangnya. Perempuan
asal warga Desa Karanglewas Kidul, Kecamatan Karanglewas Kabupaten Banyumas
ini, pada tahun 2014 akan menunaikan Haji dari hasil berjualan bubur candil
keliling.
Dengan niat dan keinginan yang kuat, Sariyah
memulai mimpinya sejak puluhan tahun lalu dengan setia menjual bubur candil keliling
menaiki sepeda onthel tua kesayanganya. Nenek 52 tahun ini biasanya berkeliling
dan menjajakan bubur candil sampai ke desa tetangga di daerah Kecamatan
Karanglewas, Banyumas, Jawa Tengah.
Selam lebih dari dua dekade, saban hari
Sariyah berjualan setiap menjelang sore sekitar pukul 13.00 - 17.00. Selama
itu, penghasilan didapatkan tidak menentu. Kadang laris manis, kadang juga
sangat sepi pembeli.
"Setiap hari, dari hasil keliling jualan
bubur cendol sama sepeda biasanya saya dapat Rp Rp 20 ribu sampai 30.000. Ya
kadang-kadang malah kurang dari itu," kata Sariyah.
Dia menceritakan, selama 24 tahun dia
menekuni untuk berjualan bubur candil keliling Desa. Sebelum menggunakan sepeda
onthel untuk berjualan, dia hanya menggendong barang daganganya berupa bubur
cendol itu.
"Dulu waktu jualan menggunakan gendong,
setiap hari penghasilan saya antara Rp 5 ribu sampai Rp 7 ribu. Alhamdulilah
sekarang sudah lumayan,"jelas Perempuan satu anak ini.
Sudah lebih dari sepuluh tahun, Sariyah harus
hidup sendiri, lantaran suaminya sudah meninggal dunia. Dalam kehidupan
kesendirianya itu, dia hanya mengandalkan pendapatanya sebagai penjual bubur
candil keliling.
Selain itu, dia juga terus berusaha
memperjuangkan dan memenuhi kebutuhan hidup keluarga dengan satu orang
putranya. "Alhamdulillah dari hasil usaha sebagai penjual bubur candil
keliling saya bisa menyekolahkan putra saya dan Insyallah tahun ini saya segera
berangkat haji dengan uang hasil usaha sendiri,"ungkapnya.
Kini, putra Sariyah satu-satunya bernama
Ilham Setiawan sudah bekerja dan memiliki keluarga yang tinggal di Jakarta.
Sariyah akan menjadi salah satu calon jemaah haji yang bertolak ke Tanah Suci.
Dia berangkat dengan kelompok penerbangan kloter 47.
Bukan karena mendapat durian runtuh, Sariyah
dapat berangkat ke Mekkah. Dia sudah memulai tekad bisa berhaji sejak 1990.
Selama 24 tahun ini, dia tekun menabung.
"Saya kalau nabung tidak setiap hari,
kadang dua atau tiga hari sekali, bahkan jika memang tidak ada sisa uangnya,
saya baru satu minggu menabung. Itu pun sekali menabung saya hanya Rp 20
ribu," ungkapnya.
Perempuan paruh baya ini mengaku sudah lama
menjadi penjual bubur candil keliling. Bahkan, hasil pendapatan pun bisa untuk
membiayai sekolah ananyak dan memenuhi kebutuhan keluarga kecilnya.
"Berapapun pendapatan saya setiap hari, saya selalu syukuri," ujar
dia.
Niat Sariyah untuk menunaikan ibadah haji
rupanya terwujud pada 2010. Dia mendaftar pemberangkatan haji ke Kantor
Kementerian Agama Banyumas. Namun, dia harus masuk dalam daftar antrean dan
baru akan berangkat Haji pada tahun 2014 ini. "Saat itu, saya mendaftar
dengan uang Rp 25 juta dan harus mengantre empat tahun," katanya.
Meski sudah mendaftarkan diri, Sariyah tetap
meneruskan kebiasaannya untuk gemar menabung. "Saya nabung terus karena
uangnya kan masih kurang untuk ongkos dan sangu haji," jelasnya.
Satu kunci untuk bisa mewujudkan niat
beribadah haji menurut dia, adalah ketekunan dan selalu berdoa meminta rida
Allah SWT agar selalu diberi perlindungan dan menysukuri segala nikmat yang
telah diberikan. "Kuncinya hanya satu, niatnya harus sungguhan dan selalu
berdoa kepada Allah SWT, lalu kita berusaha," ungkapnya.
0 komentar:
Post a Comment
terimakasih sudah mengunjungi blog eotika :)
berikan sumbangan terkecil anda untuk blog sederhana ini berupa like pada FansPage blogEotika atau klik salah satu iklan yang ada di blog ini.. apalah arti sebuah klik.. terimakasih ;)