Kucing Merah
disebut juga sebagai Kucing Kalimantan atau Kucing Borneo. Dalam bahasa Inggris
dikenal sebagai Borneo Bay Cat, Bay Cat, Bornean Bay Cat, dan Bornean Marbled
Cat. Sedangkan dalam bahasa latin disebut sebagai Pardofelis badia, yang
bersinonim dengan Catopuma badia dan Felis badia. Kucing ini merupakan salah
satu spesies endemik pulau Kalimantan.
Kucing Merah ini merupakan saudara dekat dan masih satu nenek moyang dengan
Kucing Emas (Asian Golden Cat) yang banyak terdapat di Sumatera, dan beberapa
negara Asia Tenggara. Diperkirakan kucing endemik kalimantan ini telah ada
sejak 4 juta tahun yang silam saat pulau Kalimantan masih bersatu dengan
daratan Asia.
Ciri-ciri dan Perilaku. Kucing Merah (Borneo Bay Cat) mempunyai bulu berwarna coklat kemerah-merahan walaupun ada varian yang berwarna keabu-abuan. Bagian bawah tubuh Kucing Kalimantan berwarna lebih pucat daripada bagian atas. Terdapat garis warna merah kecokelatan agak muda pada kening dan pipi. Telinga kucing langka ini berwarna hitam atau cokelat tua, dan pada ekor bergaris putih dengan bintik hitam diujung ekor.
Kucing Merah mempunyai tubuh ramping memanjang dengan panjang sekitar 55 cm dengan ekor yang panjangnya berkisar 35 cm. Kucing Merah (Borneo Bay Cat) mempunyai berat tubuh antara 2,3 -4,5 kg.
Belum banyak yang
dapat digali tentang perilaku kucing endemik Kalimantan yang langka ini. Kucing
Merah (Pardofelis badia) termasuk binatang nokturnal yang banyak beraktifitas
di malam hari untuk memburu burung, tikus, dan monyet. Selain seekor pemburu,
Kucing Merah (Catopuma badia) juga memakan bangkai-bangkai binatang yang
terdapat di hutan.
Kucing Merah (Borneo Bay Cat) menginjak dewasa dan matang secara seksual pada usia antara 18-24 bulan. Kucing endemik kalimantan ini mempunyai masa kehamilan sekitar 70-75 hari dengan melahirkan 1-3 ekor anak dalam sekali masa kehamilan.
Populasi kucing langka ini sampai sekarang tidak diketahui dengan pasti. Karena itu 2002 Kucing Merah (Borneo Bay Cat) dikategorikan dalam status konservasi “endangered” (Terancam Punah) oleh IUCN Redlist. Dan juga dimasukkan dalam Apendiks II CITES. Di Indonesia dan Malaysia, Kucing Merah termasuk binatang yang dilindungi dari kepunahan.
Baru-baru ini,
dilansir National Monitor, tim eneliti dari Zoological Society of London,
Inggris, berhasil mengambil gambar dari binatang langka kucing merah atau
Pardofelis badia di hutan Kalimantan, Indonesia.
Wearn dan tim peneliti terkejut dengan hasil tangkapan kamera tersembunyinya yang diletakkan di salah satu hutan dari empat area hutan di Kalimantan yang dikonfirmasi sebagai habitat dari kucing merah.
Tim peneliti masih banyak melihat kucing merah di kawasan hutan yang sudah ditebang secara besar-besaran.
"Hasil jepretan kamera tersembunyi kami menjadi bukti kuat bahwa kucing merah masih bisa bertahan hidup di hutan yang sudah ditebang untuk tujuan komersial. Mereka harus diselamatkan," tutup Wearn.
0 komentar:
Post a Comment
terimakasih sudah mengunjungi blog eotika :)
berikan sumbangan terkecil anda untuk blog sederhana ini berupa like pada FansPage blogEotika atau klik salah satu iklan yang ada di blog ini.. apalah arti sebuah klik.. terimakasih ;)