Kedua bos, Jan serta Brian, berpakaian selaiknya seorang yang baru saja bangun tidur dari kamar tidurnya dan turun untuk mengambil makan di meja makan. Brian Acton hanya menggunakan sendal jepit dan Jan Koum malah tak menggunakan alas kaki alias nyeker di dalam kantornya. Kantor itu lebih tepat disebut sebagai 'tempat nongkrong' ketimbang kantor sebuah aplikasi yang sangat sukses.
Pun dengan jumlah karyawan, tak ada ribuan atau ratusan karyawan yang bekerja di sana. Hanya 30 pekerja karyawan tetap dan lima orang pekerja paruh waktu. Namun kebanyakan karyawan di kantor itu hanyalah customer service, sementara tim pengembang ada di Rusia.
"Kami bukanlah perusahaan raksasa dengan ribuan pekerja," kata Koum seperti dilansir El Pais. Padahal nyatanya, WhatsApp menjadi salah satu aplikasi paling banyak diunduh di Google Play Store dan Apple App Store.
Ya, kedua bos ini tak ingin neko-neko dan sombong mengenai raihan yang didapat WhatsApp. "Tetap jadi orang yang sederhana, sebagai pebisnis atau sebagai individu," jelas Koum.
kereeen infonya
ReplyDeleteterimakasih kang
Deletenie baru boss.. klo dah sukseh harus contoh seperti ini
ReplyDeletegx kek indonesia bru jadi bos dikit ja langsung beli ferari..
eh ternyata pake bbm subsidi .. aneh kna
iye bro.. haha..
Delete