Meskipun Kashmir dikenal dengan keindahannya dan
pemuda Kashmir dikenal karena kecerdasannya, tetapi mayoritas mereka tidak bisa
berkembang karena keabaian pemerintah, dan mereka tidak mendapatkan dukungan
untuk mengembangkan kemampuan intelektual mereka.
Seperti halnya ratusan anak laki-laki dan perempuan
lainnya di Kashmir, saudara kembar Refaz dan Ishfaq yang berasal dari desa yang
jauh, yaitu desa Wandevelgam, distrik Anantnag, Kashmir selatan ini,
sejauh ini telah lebih dari lima belas inovasi yang mereka temukan dan telah
mendapatkan pengakuan dan penghargaan di tingkat nasional, tetapi tidak
mendapat perhatian dari pemerintah Kashmir.
Dua bersaudara
muda ini, Refaz Ahmad Wani dan Ishfaq Ahmad Wani, (17), memiliki mimpi untuk
menjadi ‘The Wright bersaudara’ dari Kashmir. Mereka terlihat kompak, dan
bekerja sama sebagai sebuah tim, yang melatarbelakangi kesuksesan mereka.
Mereka selalu terpesona oleh ide-ide inovatif sejak mereka kecil. Dua
bersaudara ini selalu penasaran ingin menemukan hal-hal baru, walau sejauh ini
tidak ada apresiasi dari pemerintah.
Beberapa
penemuan mereka telah dipatenkan oleh Yayasan Inovasi Nasional (NIF) di
Ahmadabad, India. Diantaranya adalah foldable
water bottle, injection breaker, apple catcher clip, easy meat cutter,
geometry pen, bread lifter, drain cleaner, gas portable cylinder, easy apple
lifter, been thresher, digging machine, lighting pen, lighting shoes, hand
spade, furrows making machine, strainer, dan beberapa penemuan
lain.
“Produk impian
kami adalah pena ruang angkasa dan itu telah diterima oleh NIF juga,” kata
menjelaskan, “kami butuh setahun penuh untuk menciptakan pena ruang angkasa dan
insya Allah produk baru kami akan digunakan oleh para astronot.”
Ishfaq memberikan
pujian kepada adiknya Runcy Jan yang mendukung mereka sepanjang perjalanan prestasi
mereka. Adiknya telah membantu melayani mereka dan mempersiapkan teh untuk
mereka.
“Kami sangat
berhutang budi kepada saudari kami Runcy Jan yang memberikan kami dukungan
moral dan domestik dan membantu kami dalam membuat rencana, sesuatu yang sangat
berguna bagi kami dalam membuat produk impian kami berhasil menjadi kenyataan.”
Kata Ishfaq.
Runcy juga telah
menciptakan ‘ mesin cuci piring’ yang ia klaim sebagai mesin yang unik untuk
peralatan cuci di dapur.
“Menjadi bagian
dari klub Inovasi saudara saya, saya juga menemukan produk yang unik untuk ibu
rumah tangga, yaitu mesin cuci piring.” kata Runcy. Ia menambahkan,
“dalam lima belas menit mesin tersebut mampu mencuci sebanyak lima puluh
piring.”
“Mesin pencuci
piring adalah sebuah kotak dengan lebar 30cm, dan tingginya 1 meter yang
dimotori oleh motor kecil normal”, ia menambahkan. “Kami belum memperkirakan
berapa biayanya, tapi mungkin biayanya sekitar delapan ribu rupee,” kata Runcy.
Kata Runcy, bahwa
meskipun mereka telah mendatangi beberapa tempat karena penemuan mereka,
ternyata tidak ada pejabat pemerintah yang datang untuk memeriksa hasil
penemuan mereka.
“Kami mulai
memikirkan menciptakan hal-hal baru pada usia sembilan tahun, ketika kami
membuat alat dan barang-barang rumah tangga lainnya dari lumpur, dan kemudian
digantikan dengan bahan dari kayu,” kata Refaz siswa kelas sebelas. “Kami punya
ide inovasi dari film ‘Three Idiots’ ketika Amir Khan diinterogasi oleh
dosennya tentang pena ruang angkasa.”
“Pada saat yang
sama kami berselancar di internet untuk melihat apakah ada pena ruang angkasa
dan kami menemukan bahwa Amerika Serikat telah menemukan pena seperti itu, tapi
itu adalah yang mahal,” kata Refaz. “Itu mempengaruhi kami untuk menciptakan
pena ruang angkasa versi kita sendiri dan melakukan empat percobaan di klub
kami,” tambah Refaz.
“Kami telah
menciptakan sebuah klub ilmuan kecil dan menamakannya “Club inovasi saudara
kembar’ di kediaman kami di sebuah ruangan kecil di mana kami menyimpan semua
model penemuan dan mendiskusikan proyek dan inovasi kami,” kata Refaz bangga.
“Kami berterima kasih kepada orang tua kami yang mendukung kami dalam mengelola
hal-hal tersebut meskipun kami hidup di bawah garis kemiskinan”.
Orang tua Refaz
yang seorang Muslim tidak punya sumber penghasilan untuk menyekolahkan
anak-anak inovatif mereka untuk melanjutkan studi di luar negeri.
“Ayah kami adalah
seorang buruh miskin dan tidak dapat mendukung kami dalam mengeksplorasi bakat
kami”
“Orang tua kami
adalah orang tua yang unik di dunia, karena mereka tidak pernah memperlihatkan
kesan kepada kami bahwa kami miskin. Mereka selalu menyemangati kami dan selalu
mendukung kami,” kata Refaz.
“Kami telah
diberikan penghargaan untuk inovasi-inovasi kami oleh NIF dalam sebuah acara
yang diselenggarakan oleh Indian Institute of Management” kata Refaz,
menambahkan bahwa mantan presiden Abdul Kalam memanggil kami sebagai “si kembar
kreatif”.
“Kami tidak
memiliki laboratorium untuk melakukan penelitian yang lebih lanjut”, katanya
sedih. Dia menambahkan bahwa keluarganya masih menghadapi masalah keuangan. Dia
mengatakan bahwa tidak ada bantuan atau beasiswa yang diberikan kepada mereka
oleh pemerintah walaupun pemerintah telah memiliki departemen khusus dalam
bidang Kesejahteraan Sosial, dimana seharusnya departemen tersebut memberikan
dukungan kepada siswa yang berbakat dan miskin.
Pena
ruang angkasa yang murah
Tentang produk
“pena ruang angkasa” impiannya, Refaz menjelaskan bahwa ruang angkasa memiliki
gravitasi nol, sehingga apa pun jenis pena yang kita gunakan dalam ruang
angkasa tidak ada yang bekerja karena tidak adanya gaya gravitasi untuk
menjatuhkan tinta, seperti yang terjadi di bumi. Dia menambahkan, “Jika kita
menggunakan tekanan udara dalam ruang itu tidak akan berhasil. Akibatnya, Saya
terkesan dengan ide menggunakan gaya magnet yang merupakan semacam kekuatan
alam seperti gravitasi.”
Pena ruang
angkasa hasil inovasi Refaz dan saudaranya mungkin akan dikenakan biaya sekitar
300 rupee di pasar terbuka, sedangkan biaya pena ruang angkasa Amerika seharga
jutaan dolar. “Jika kami bisa mendapatkan dukungan dari perusahaan atau
organisasi, kami akan dapat mengirim pena ruang angkasa kita keluar ke angkasa,
tapi jika tidak, penemuan ini akan tetap dalam pikiran dan hati kami, karena
karena kami tidak akan mampu membawa inovasi ini ke pasar”, Refaz mengatakan
dengan mata berkaca-kaca karena sedih.
Anak-anak dari
daerah yang terinspirasi oleh produk-produk inovatif dari Refaz bersaudara,
mengunjungi mereka dan mendesak mereka untuk melakukan eksperimen, tetapi klub
ini tidak dilengkapi dengan instrumen yang memadai.
“Pemerintah harus
mendukung saudara-saudara kami yang inovatif ini sehingga mereka dapat memenuhi
impian mereka,” Ajamul, seorang anak muda yang tinggal di lingkungan Refaz
menambahkan. Mereka mengatakan bahwa anak-anak di sana melihat Refaz bersaudara
sebagai contoh bagi mereka dan bahwa mereka sangat terinspirasi oleh
hasil karya Refaz bersaudara. Ajamul mengatakan: “Kashmir bangga kepada mereka
dan suatu hari mereka akan dikenal sebagai “Wright Bersaudara” dari Kashmir.”
“Klub inovasi dari
saudara kembar ini terbuka untuk semua anak laki-laki dan perempuan,” kata
Ajamul dan menambahkan bahwa pemerintah tidak pernah mendukung inovator muda
dari Kashmir ini. “Pemerintah harus mendukung mereka dan menyediakan semua
fasilitas yang diperlukan untuk memajukan inovasi mereka,” seru Ajamul.
“Saya
bertanya-tanya mengapa pemerintah Kashmir tidak mendorong anak-anak muda,
terutama mereka yang bisa melakukan yang terbaik di bidang penemuan?” kata
Talha, anggota muda yang lain di klub inovasi. Meskipun pemerintah Kashmir
tidak memberikan dukungan keuangan bagi para innovator ini, University of
Kashmir telah datang untuk menyelamatkan para intelek muda ini dan mendirikan
‘Ghan Cell’ yang dipimpin oleh Dr GM Bhat, di mana para pemuda cerdas
disediakan sebuah platform dibawah naungan Grass Root Inovasi &
Augmentation Program.
“Kami memberikan
hasil penemuan pemuda berbakat ini kepada beberapa konsumen dan kami
menerima umpan balik dari mereka “, kata profesor University of Kashmir.
“Beberapa inovasi seperti kerupuk kenari bahkan sekarang tersedia di pasar
terbuka”. “Kami sebenarnya menyediakan platform untuk anak laki-laki dan
perempuan ini di bawah naungan Grass Root Innovation & Augmentation Program
di Ghan Cell di kampus universitas.
The Ghan Sell ini
didanai oleh NIF tapi tidak ada dukungan yang diberikan oleh pemerintah negara
bagian. “Kami bahkan memberikan dukungan keuangan kepada para penemu muda ini
dan sejauh ini sekitar 45 atau lebih dari mereka yang terdaftar di Ghan Cell,”
kata Bhat menjelaskan. Professor Kashmir mengumumkan, “Saya secara pribadi
telah membicarakan masalah ini dengan departemen Science & Technology
pemerintah, tapi masih belum ada respon dari mereka.”
“Anak-anak muda
ini benar-benar membutuhkan dukungan dari pemerintah untuk mengeksplorasi
produk mereka. Saya pikir pemerintah Kashmir tidak serius. “Bhat menegaskan.
0 komentar:
Post a Comment
terimakasih sudah mengunjungi blog eotika :)
berikan sumbangan terkecil anda untuk blog sederhana ini berupa like pada FansPage blogEotika atau klik salah satu iklan yang ada di blog ini.. apalah arti sebuah klik.. terimakasih ;)